Kita bertemu
tanpa sengaja di sebuah aplikasi dan saling menyapa. Canda dan tawa mulai terjadi
meski kaku pada awalnya, sungguh manis!. Salam hangat menghiasi, mengawali pagi
tak seperti biasanya, ya dia, entah mengapa begitu memesona.
Rekaman suara
membuat jantung berdebar diiringi rerintik hujan sore itu. Pernahkah kau merasa perasaan yang aneh
seperti ini hanya karena suara? Ya aku pernah, saat itu sampai detik ini. Mulai
dari saling mengirim pesan, dan berlanjut voice call dan video call. Dia sosok
yang biasa saja, bahkan tak tampan tapi tau kah kau, dia membuat dadaku terasa
sesak rasanya ingin meledak.
Senyum di bibirnya merekah begitu indah, tawanya
luar biasa dihiasi deretan gigi rata, tatapan matanya benar-benar membuat saya
meleleh, tingkah lakunya sungguh lucu, semuanya, Indah!! Dan aku benar-benar
suka. Setiap hari rasanya ingin selalu sama, setiap obrolan tak inginku akhiri
rasanya. Jarak begitu jauh membuat tanganku terasa hampa selalu ingin
mendekapnya.
Waktu begitu cepat berlalu dan semua perlahan mulai berubah. “……. Is
typing “ adalah hal kecil yang membuat bibirku tersenyum dan hatiku legah. Mungkin
saja kebosanan itu mulai muncul, dan aku pun tak bisa berbuat apa-apa. Aku nyaman,
aku terlarut dalam perasaan sepihak ini. Aku merindukannya tiap saat tanpa
alasan dan status yang jelas. Dan ketika kata “sibuk” itu mulai muncul dada
rasanya panas dan perih, yang bisa saya lakukan adalah mengucapkan “Semangat” “Fight
on” dan berharap dia bisa menemaniku sedikit lebih lama, tapi aku tidak bisa
berharap lebih, aku bukan siapa-siapa. Pernahkah kau berkata “Have fun” saat
dia akan hangout bersama teman-temannya? Apakah kau benar-benar berniat mengatakannya?
Hatiku tak pandai menahan rasa sakit cemburu, tak bisakah dia merasa sebenarnya
aku tidak ingin dia pergi?.
Terkadang aku benar-benar merasa malu harus memulai
percakapan terlebih dulu, yak arena aku tak tahan rindu padanya, tapi terkadang
responnya di luar ekspetasiku. Maka dari itu aku terus mengingatkan diriku
sendiri untuk berhenti berkspetasi lebih. Kadang aku memikirkannya seharian
untuk tidak membalas pesannya, tapi itu nyata 5 menitpun tak sanggup untuk
menghentikan tanganku untuk membalas, luluh seketika! Sayang, hanya kebahagian
semu.
Komentar
Posting Komentar